Bareksa Insight: Investor Global Pilih Asia, Ini Reksa Dana Andalannya

Hanum Kusuma Dewi • 26 Feb 2024
cover

Ilustrasi investor global memantau perkembangan ekonomi di Asia termasuk Indonesia yang digambarkan dengan globe bola dunia, grafik dan kaca pembesar. (Shutterstock)

Reksadana obligasi korporasi masih menjadi rekomendasi seiring dengan banyaknya penerbitan obligasi tahun ini

Bareksa.com - Tim Analis Bareksa merekomendasikan investor untuk tetap memiliki reksadana pendapatan tetap berbasis obligasi korporasi tahun ini seiring dengan banyaknya penerbitan obligasi, setelah pemilu hampir selesai dalam satu putaran.

Bareksa merekomendasikan Capital Fixed Income, Trimegah Dana Obligasi Nusantara, I-Hajj Syariah Fund, Syailendra Pendapatan Tetap Premium dan STAR Stable Income Fund. Alasannya, penerbitan obligasi pada tahun ini masih memiliki kupon yang tinggi akibat masih tingginya suku bunga BI, yang berkontribusi pada kinerja produk pendapatan tetap. 

Beli Capital Fixed Income Fund

Beli Trimegah Dana Obligasi Nusantara

Tabel Kinerja Reksadana Rekomendasi Bareksa

Reksadana Rekomendasi Bareksa

Dana Kelolaan

Imbal Hasil

1 Januari - 23 Februari 2024

1 Bulan

1 Tahun

Trimegah Dana Obligasi Nusantara*

Rp10,6 Miliar

1,14%

0,58%

2,39%

Capital Fixed Income Fund

Rp683,3 Miliar

1,02%

0,56%

7,36%

I-Hajj Syariah Fund

Rp1,69 Triliun

0,94%

0,52%

6,49%

Syailendra Pendapatan Tetap Premium

Rp3,63 Triliun

0,90%

0,52%

5,46%

STAR Stable Income Fund

Rp3,42 Triliun

0,87%

0,48%

6,41%

*Baru meluncur di Bareksa

Sumber: Tim Analis Bareksa, data per 23 Februari 2023

Beli I-Hajj Syariah Fund

Beli Syailendra Pendapatan Tetap Premium

Dari kacamata global, investor mulai berfokus ke negara Asia yang mencatatkan pertumbuhan lebih baik terutama dengan negara yang memiliki sumber daya alam dan bonus demografi. Hal tersebut bisa dilihat bahwa sekarang India menjadi pilihan utama setelah pemerintah China tidak memberikan kepastian kebijakan yang mendukung pemulihan konsumsi dalam negeri.

Beli STAR Stable Income Fund

Kuatnya konsumsi di India juga nantinya memberikan dampak positif bagi permintaan minyak sawit, batubara serta emas yang biasa diekspor ke negara tersebut dari Indonesia. Seperti terlihat di dalam grafik, merah menandakan kontraksi dan hijau mewakili pertumbuhan. Indonesia dan sejumlah negara Asia cenderung untuk tumbuh, sementara negara Eropa yang lebih banyak merah cenderung untuk kontraksi.

PMI Index Global Menunjukan Asia Lebih Baik daripada Eropa dan Amerika Selama 2 Tahun Terakhir

Sumber: Bloomberg

Lalu, tahun ini merupakan tahun yang penting karena banyaknya perencanaan pembangunan smelter baik untuk tembaga, nikel, bauksit dan mineral penting lainnya. Pemerintah akan tetap fokus terhadap hilirisasi terutama yang berhubungan dengan energi bersih ramah lingkungan yang bahan bakunya berasal dari Indonesia. Hal ini penting untuk pemerataan pembangunan ekonomi Indonesia baik dari sisi SDM, transfer teknologi dan infrastruktur yang ada di daerah sekitarnya.

Kemudian, Pemerintah menargetkan surplus neraca perdagangan bisa meningkat dengan signifikan dengan adanya larangan ekspor bauksit tahun ini. Berbekal surplus neraca perdagangan dan terjaganya neraca berjalan, Analis Bareksa juga melihat potensi penguatan Rupiah ke kisaran Rp 15.200-15.400 per Dolar AS.

Perlu diingat kembali, investasi mengandung risiko, sehingga investor perlu membekali diri dengan informasi soal potensi keuntungan dan risiko dari investasinya di pasar keuangan.

Beli Reksadana, Klik di Sini

(Ariyanto Dipo Sucahyo/Sigma Kinasih/Christian Halim/hm)

* * *

Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Konten bersponsor. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja di masa mendatang. Investasi reksa dana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksa dana.